Artikel Terbaru

Karya Sastra Lama dan Sastra Baru Modern

Perbandingan Karya Sastra Lama dan Sastra Baru Modern: Pada perkembangannya, sastra Indonesia terbagi menjadi beberapa periode. Secara umum, sastra Indonesia dapat dikelompokkan menjadi sastra Indonesia lama dan modern. Sastra Indonesia lama atau klasik adalah karya sastra yang berkembang sebelum ada pengaruh dari kebudayaan luar, khususnya kebudayaan Barat. Sastra lama diperkirakan lahir pada tahun 1500 sampai abad XIX. Adapun sastra Indonesia baru atau modern adalah karya sastra yang berkembang setelah adanya pengaruh kebudayaan Barat pada awal abad XX.

Beberapa kritikus sastra telah mengemukakan pendapatnya mengenai periodisasi sastra Indonesia ini, yakni sebagai berikut:
1. Zuber Usman berpendapat bahwa periodisasi sastra terbagi atas:
a. Kesusastraan lama
b. Zaman peralihan
c. Kesusastraan baru
1) Zaman Balai Pustaka (1908)
2) Zaman Pujangga Baru (1933)
3) Zaman Jepang (1942)
4) Zaman Angkatan ’45 (1945)

2. H.B. Jassin berpendapat bahwa periodisasi sastra dibagi menjadi:
a. Sastra Melayu
b. Sastra Indonesia Modern
1) Angkatan ’20
2) Angkatan ’33
3) Angkatan ’45
4) Angkatan ’66
5) Angkatan ’80

Dan dua pendapat tersebut, dapatlah diketahui bahwa karya-karya sebelum Angkatan ’20-an atau Balai Pustaka termasuk sastra Indonesia lama. Karya sastra lama, di antaranya hikayat, mite, fabel, legenda, pantun, syair, gurindam, dan mantera. Adapun karya-karya yang dimulai pada masa Balai Pustaka hingga perkembangannya sampai sekarang termasuk sastra Indonesia barn atau modern. Karya sastra Indonesia barn atau modem terbagi atas tiga jenis, yakni prosa (contoh: roman, novel, dan cerpen), puisi, dan drama.

Karya sastra terbagi ke dalam karya sastra lama dan modern, baik dalam genre (jenis) puisi maupun prosa. Ciri karya sastra lama secara umum adalah bahasa yang dipergunakannya dan identitas penulisnya. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra lama umumnya adalah Bahasa Melayu lama dan identitas penulis atau pengarangnya tidak diketahui (anonim). Secara khusus, puisi maupun prosa mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Ciri puisi lama adalah terikat oleh jumlah larik dalam setiap baitnya (setiap bait terdiri atas 4 larik), rima akhir dalam setiap lariknya bernada a-b-a-b, setiap bait terdiri atas sampiran dan isi, clan setiap lariknya terdiri alas 8-12 suku kata. Adapun ciri puisi modern adalah tidak terikat dengan jumlah larik, berirama bebas pada akhir lariknya, tiap bait merupakan isi, dan tidak terikat pada jumlah suku kata dalam setiap lariknya.

Pebandingan Karya Sastra Lama Klasik dan Modern:

Sastra Lama
a. Puisi berbentuk terikat dan kaku
b. Prosa lama statis (sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan lambat)
c. Istana sentris (cerita berkisah tentang kerajaan atau keluarga raja)
d. Prosa hampir seluruhnya berbentuk hikayat atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal.
e. Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab
f. Pengarangtiya tidak diketahui (anonim)

Sastra Modern
a. Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya
b. Prosa baru dinamis (selalu berubah dengan perkembangan masyarakat)
c. Masyarakat sentris (mengambil bahan dan kehidupan sehari-hari)
d. Karya sastra (puisi, novel, cerpen, drama) berdasarkan dunia nyata.
e. Dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
f. Pengarangnya diketahui dengan jelas

0 Response to "Karya Sastra Lama dan Sastra Baru Modern"

Silahkan beri komentar dan jangan komentar spam ya. thanks :)