Artikel Terbaru

Bahaya Vulkanik : Gempa Vulkanik

Tanda Awal Bahaya Vulkanik: Secara alamiah, daerah gunung api memang subur, sesuai untuk tempat berladang dan bermukim. Daerah gunung api pada awalnya ditutupi oleh hutan yang lebat sehingga didapatkan banyak sumber air. Sebagian besar sumber air ini dimanfaatkan sebagai sumber air minum kota atau merupakan sumber air sungai yang mengalir ke daerah dataran sekitarnya, menghidupi daerah pertanian bagian bawah. Sebagai akibat pertumbuhan jumlah penduduk, sebagian hutan di lereng gunung api mulai merambah dan diubah menjadi daerah perkebunan atau pertanian. Penduduk mulai bermukim dan terbentuklah desa-desa di lereng gunung api, yang sebenarnya merupakan daerah rawan bahaya vulkanik yang sewaktu-waktu dapat datang. Masyarakat yang tinggal di lereng gunung api, yang sebetulnya merupakan daerah rawan bencana, datang dengan keinginan sendiri, berladang, berkelompok membentuk kampung dan desa. Akan tetapi, apabila gunung api meletus, mereka itulah yang harus dibantu dan diselamatkan oleh pemerintah.

Sebelum menunjukkan kegiatan eksplosif yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah meletus, gunung api menampakkan kelainan “tingkah laku”, yang oleh masyarakat setempat dipandang sebagai “isyarat” bahwa mereka harus bersiap-siap menyelamatkan diri. Isyarat tersebut antara lain sebagai berikut.

• Sering terjadi gempa vulkanik, mulai dari gempa skala kecil hingga skala besar. Makin sering dan makin besar gempa vulkanik berlangsung, makin dekat waktu eksplosif akan terjadi. Peranan petugas pos pengamat gunung api menjadi sangat penting dan menentukan bilamana evakuasi harus dilakukan.

• Sering timbul suara gemuruh yang dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di dekat daerah kepundan, sebagai akibat “bergolaknya magma” yang mencari jalan untuk keluar. Makin sering dan makin kuat suara gemuruh tersebut, mencirikan eksplosif akan segera terjadi.

• Keluar awan panas mengepul dan bergulung-gulung. Akibatnya, tumbuhan yang diterjang awan panas menjadi kering dan dapat terbakar.

• Timbulnya awan panas mengakibatkan salon di sekitar lereng gunung api meningkat. Akibatnya, binatang liar mulai tidak tahan dan lari ke bawah, burung-burung bermigrasi meninggalkan tempat yang berbahaya.

• Timbul awan belerang yang sangat menyengat. Bau tersebut akan menyebar sesuai dengan arah tiupan angin.’

• Beberapa mata air di bagian lereng atas mulai mengering atau debit airnya turun.

• Di atas puncak gunung api sering terjadi kilatan-kilatan bunga api. Kilatan ini akan sangat mudah terlihat jelas pada malam hari.

• Terjadi aliran lava pijar. Aliran lava ini akan terlihat jelas pada malam hari, melalui alur-alur. Lava pijar ini mampu membakar apa saja yang diterjang, namun sangat indah apabila dilihat dari kejauhan.

Bahaya Yang Mungkin Timbul
Bahaya yang mungkin timbul dapat merupakan bahaya primer atau bahaya sekunder. Bahaya tersebut berasal dari hal-hal berikut:

Awan panas.
Daerah yang dilewati aliran awan panas merupakan daerah yang menderita paling parah. Arah mengalirnya awan panas dipengaruhi oleh bentuk kawah/kepundan. Awan panas yang dikeluarkan oleh Gunung Merapi pada tahun 1994 telah menghancurkan desa Turgo di lereng Merapi bagian selatan. Puluhan rumah terbakar,
ratusan penduduk mati atau terbakar. (Peristiwa: Pada saat itu akan berlangsung acara pernikahan. Sepasang pengantin, keluarga, dan rumah ikut hangus terbakar.)

Kebakaran hutan, biasanya terjadi di sepanjang alur sungai yang dilalui oleh awan panas. Tanaman kayu mengering, sedangkan semaksemak dan rerumputan dapat terbakar, namun dalam waktu singkat akan segera tumbuh kembali.

Eksplosif (letusan) yang memuntahkan material vulkanik dari ukuran batu hingga debu. Bangunan rumah, terutama atap tidak mampu menahan beban timbunan material vulkanik ini, hingga akhirnya roboh. Tanaman akan tertutup, terpanggang oleh panas material vulkanik, dan akhirnya mati. Apabila tanaman tersebut merupakan tanaman perkebunan atau tanaman semusim, tentu saja petani akan mengalami kerugian.

Banjir lahar dingin akan melewati sungai yang berhulu di puncak. Biasanya hal ini terjadi pada musim hujan dan membanjiri daerah hilir, memperdalam aliran sungai, serta menimbulkan longsoran tebing. Keluar dan menyebarnya uap belerang. Arah aliran uap belerang tergantung pada arab angin. Uap belerang dapat menyebabkan sesak napas, dan apabila berkelanjutan dapat mengakibatkan keracunan pada paru-paru, yang mengakibatkan kematian.

Sesaat setelah gunung api mengeluarkan material vulkanik dan membentuk kubah lava, seperti yang terjadi di Gunung Merapi pada saat mengeluarkan awan panas September 2007, bahaya selanjutnya adalah longsoran kubah lava yang belum stabil dan bersama air hujan akan mengalir turun hingga terjadi banjir lahar. Berdasarkan pengalaman, banjir lahar terjadi setiap kali turun hujan dengan intensitas cukup tinggi, dengan curah hujan lebih dari 40 mm selama dua jam berturut-turut. Apabila tidak ada anomali pada alum sungai yang berujung di puncak gunung, aliran lahar itu tetap mengikuti alur sungai sehingga tidak akan menimbulkan bencana akibat meluapnya lahar ke permukiman.

Masyarakat di sekitar gunung api umumnya kesulitan mendapatkan air bersih karena mata air banyak yang hilang akibat terkena longsoran. Apabila mata air dimanfaatkan sebagai sumber air bersih perkotaan, pipa saluran air dapat pecah, melengkung karena tertimpa longsoran. Kesemuanya itu bila kita tidak tanggap, bisa menimbulkan korban terakhir, yaitu jiwa manusia.
Sumber : http://requestartikel.com/tanda-awal-bahaya-vulkanik-201011221.html

0 Response to "Bahaya Vulkanik : Gempa Vulkanik"

Silahkan beri komentar dan jangan komentar spam ya. thanks :)