Artikel Terbaru

Kerangka Karangan : Cara Membuat Karangan dengan Kerangka Karangan

Kerangka Karangan Permudah Menulis Karangan! Pengertian Menulis Karangan. Pedoman Menulis Karangan, Manfaat Membuat Kerangka Karangan. Menulis karangan tak ubahnya menyajikan sepiring nasi goreng yang lezat di atas meja makan. Sepiring nasi goreng akan terasa lezat jika kita tahu langkah- langkah dan bumbu racikan yang tepat dalam membuat nasi goreng. Begitu juga sebaliknya, sepiring nasi goreng hanya akan menjadi sampah jika kita memasaknya dengan langkah dan bumbu racikan asal- asalan atau tidak menggunakan takaran yang tepat.
kerangka karangan
Begitu juga dengan menulis karangan, jika kita menulis dengan langkah yang tepat dan racikan kata yang imajinatif, maka dapat dipastikan tulisan yang kita buat dapat menyihir semua pembaca. Tetapi jika kita masih terkesan ragu- ragu atau hanya sekedar menulis tanpa memperhatikan kaidah berbahasa, kemungkinan yang terjadi adalah akan muncul banyak ide yang terkesan meloncat- loncat. Hal ini akan membingungkan pembaca. Selain itu, jika racikan bahasa yang tersusun tidak pas, bisa jadi bahasa yang terbangun kurang komunikatif.

Namun jangan kuatir, menulis tetaplah hal yang mudah jika kita mengetahui langkah yang tepat. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita mengintip sedikit tentang pengertian, bentuk dan cara mudah menulis karangan di bawah ini.

Pengertian Menulis Karangan

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menghasilkan sebuah produk berupa tulisan, baik berupa karya fiksi atau non fiksi. Fiksi berarti karangan yang berhubungan dengan fakta atau data- data penelitiaan. Misalnya, artikel penelitian. Non fiksi berarti karangan yang berisi hasil imajinasi seorang penulis dan bersifat tidak nyata atau tidak benar- benar terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Salah satu contohnya adalah novel dan cerita.

Karangan merupakan tulisan yang ditulis oleh pengarang yang mempunyai beberapa bentuk, yaitu narasi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan eksposisi. Setiap bentuk tulisan ini memiliki karakteristik sendiri.

Karangan narasi merupakan karangan yang berisi cerita. Unsur penting dalam karangan ini adalanya adanya pelaku atau tokoh, alur, tema, latar, amanat, dan sudut pandang. Salah satu contoh karangan narasi adalah cerita pendek dan novel atau roman.

Karangan argumentasi merupakan karangan yang berisi pendapat seorang penulis tentang objek atau masalah tertentu. Karangan ini berusaha membuktikan suatu kebenaran suatu hal dari sudut pandang penulis. Karangan argumentasi ini bertujuan memberikan argumen atau pendapat bahwa apa yang ditulis oleh penulis dapat menyakinkan pembaca dan membujuk pembaca agar mengikuti apa yang ditulis oleh penulisnya melalui data dan fakta.karangan jenis ini biasa kita temui dalam surat kabar dalam kolom tajuk rencana.

Karangan persuasi hampir mirip dengan karangan argumentasi. Hal ini dikarenakan keduanya sama- sama berisi tentang pendapat penulis tentang sesuatu. Hanya saja, karangan ini lebih menggutamakan alasan- alasan yang menonjolkan aspek- aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain. Jadi, tidak Selain itu, karangan jenis ini menuntut pembaca dapat melakukan apa yang ada dalam tulisan, tidak hanya mengubah atau membujuk sikap pembaca. Jenis karangan persuasi yang paling sering kita temui adalah kampanye dan iklan.

Karangan deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran tentang suatu objek tertentu seolah- olah pembaca melihat sendiri objek yang digambarkan oleh penulis. Misalnya, penulis menggambarkan tentang bentuk fisik dari sebuah benda sehingga pembaca seperti dapat membentuk benda yang dimaksud dalam bayangannya.

Yang terakhir adalah karangan eksposisi atau paparan. Biasanya karangan jenis ini hanya berisi paparan atau penjelasan tentang sesuatu hal. Sifatnya objektif, menyampaikan sisi positif dan negatif sesuatu dengan jelas. Penjelasan yang disampaikan dalam karangan ini diharapkan dapat memperluas pandangan atau cakrawala pembaca tentang sesuatu hal.

Berdasarkan beberapa hal di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis karangan adalah salah satu kegiatan berbahasa yang menghasilkan tulisan yang berbentuk narasi, argumentasi, eksposisi, persuasi, dan deskripsi.

Itulah pengertian dan bentuk- bentuk karangan. Sekarang mari kita lihat bagaimana kriteria tulisan yang baik. Perlu diketahui bahwa memang ada beberapa pedoman penulisan yang harus dipahami oleh seorang penulis. Mari kita intip penjelasan di bawah ini.

Pedoman Menulis Karangan

Menulis Karangan harus runtut dan teratur. Jika diibaratkan sebuah abjad , maka menulis karangan harus dimulai dari A dan diakhiri dengan Z. Keruntutan dalam menulis ini merupakan kesepakatan bersama dalam International Standardization Organization (ISO). Kesepakatan ini dapat digunakan sebagai pedoman penulisan karangan yang baik. Bila karangan tidak mengikuti kaidah ini, terutama tulisan ilmiah, maka akan dianggap tidak valid.

Karangan yang runtut akan memudahkan pembaca memahami apa yang ditulis penulis. Hal ini dikarenakan dengan adanya keruntutan ide maka ide yang disampaikan penulis juga tidak terkesan meloncat- loncat sehingga pembaca binggung menyimpulkan isi karangan penulis. Hal yang lebih parah lagi, ketidakruntutan ide membuat pembaca malas membaca karangan dan karangan jadi terlihat tidak menarik.

Pedoman penulisan tentang keruntutan karangan tertuang dalam standar ISO. Berdasarkan standar ini, karangan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian ini terdiri atas bagian pendahuluan, bagian isi karangan, dan bagian penutup karangan. Setiap bagian memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini penjelasan bagian- bagian karangan.

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan diletakkan pada awal paragraf. Bagian ini memuat latar belakang karangan yang ingin disampaikan, alasan pemilihan tema, dan sistematika penulisan. Pada bagian ini dapat juga disampaikan fakta- fakta atau kejadian nyata yang ada di lapangan sehingga penulis memilih suatu tema.

2. Isi Karangan

Bagian isi karangan berisi pengembangan pemikiran yang berupa paparan dan penjelasan ide tulisan kita. Bagian ini bisa juga berisi paparan dari data- data yang kita peroleh di lapangan.

Pada bagian isi, penulis menyusun gagasan-gagasan karangan menjadi beberapa bagian atau bab dengan memperhatikan ketersambungan antar paragraf dan gaya bahasa yang menarik dan komunikatif sehingga enak dibaca oleh pembaca.

3. Penutup Karangan

Pada bagian akhir karangan, penulis memberikan kesimpulan isi karangan. Penulis juga diperkenankan untuk memberikan arahan kepada pembaca untuk meneruskan karangan yang belum terselesaikan maupun memberikan pengarahan untuk meneruskan menulis karangan ke tema lain yang relevan dengan karangan penulis.

Pada bagian penutup ini, kadang- kadang penulis juga dapat menyampaikan sarannya berkaitan dengan tema penulisannya. Apakah berupa saran yang memotivasi seseorang agar menulis lanjutan dari apa yang sudah ditulis atau berupa saran yang lain.

Pada bagian ini, penulis dapat juga menyampaikan hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari hasil paparan atau penjelasan dalam karangan yang telah dibuat.
Manfaat Kerangka Karangan dalam Menulis karangan

Trik mudah dalam menulis ini ada dua hal. Pertama, menentukan ide dan bentuk tulisan dan kedua adalah membuat kerangka karangan. Cara termudah dalam menentukan ide penulisan adalah menentukan hal yang bersifat aktual dan kira- kira mudah untuk dikembangkan. Jika sudah, maka hal selanjutnya adalah membuat kerangka karangan.

Penulisan kerangka karangan sangatlah berperan penting untuk mempermudah kita dalam proses pengembangan ide sehingga dapat runtut dan tidak meloncat- loncat.

Selanjutnya, proses menulis karangan biasanya menghadapi masalah seperti penulis kebingungan apa yang akan ditulis, tulisan sudah sampai mana, dan apa saja yang belum ditulis. Agar lebih memudahkan menulis karangan sebelum menulis, seorang penulis sebaiknya membuat kerangka karangan.

Adapun manfaat pembuatan kerangka karangan ini adalah:

Karangan akan dapat tersusun secara teratur sehingga ide atau gagasan tulisan tidak terkesan meloncat- loncat. Penulis akan dapat membuat karangan dengan alur yang runtut. Gagasan utama karangan akan diletakkan di awal karangan, sementara pengembangan gagasan karangan akan diletakkan dibawahnya.

Tidak akan terjadi replikasi atau duplikasi gagasan. Dengan adanya kerangka karangan, proses menulis karangan akan menjadi lebih mudah. Seorang penulis akan tahu apa yang sudah dituliskan dalam karangan dan apa saja yang belum.

Bila sudah menjadi karangan, pembaca akan mudah menentukan apa yang ingin disampiakan oleh penulis sehingga memudahkan pembaca untuk menilai karangan tersebut.

Jadi, mudah bukan ? Bila Anda ingin menulis karangan. Saya yakin semudah menyajikan sepiring nasi goreng yang lezat di atas meja makan. Cukup mengikuti prosedur yang tertuang dalam ISO, membuat kerangka karangan, dan langkah selanjutnya selamat berlatih. Semoga sukses (anneahira.com)

Nah, untuk lebih jelasnya! Silahkan baca tau liat contoh kerangka karangan berikut. Agar karangan kita dapat terorganisasikan dengan baik, kita perlu menyusun kerangka (outline) atau garis-garis besarnya. Suaru kerangka karangan merupakan sebuah rancangan atau rencana kerja yang mengarahkan penulis agar dapat menyusun gagasan-gagasan secara teratur dan logis. Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan agar penulis terhindarkan dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

Kegunaan kerangka karangan bagi seorang penulis, antara lain, adalah:

1. Membantu penulis menyusun karangan secara teratur sehingga tidak membahas satu gagasan sampai dua kali atau bahkan lebih.
2. Mencegah penulis keluar dari ruang-lingkup topik yang telah dirumuskan.
3. Memperlihatkan bagian-bagian pokok suatu karangan serta memberi kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut.
4. Memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.

Menyusun kerangka karangan berarti memecahkan topik ke dalam beberapa subtopik dan mungkin selanjutnya ke dalam sub-subtopik. Satu hal yang perlu diingat adalah penyusunan kerangka karangan hendaknya didasarkan atas keteraturan atau pola tertentu. Pada dasarnya pola kerangka karangan dapat dibedakan menjadi pola setara, bertingkat, atau kombinasi setara dan bertingkat.

Pola Setara, contoh:

Topik : FUNGSI-FUNGSI BUSANA

I. Fungsi proteksi
II. Fungsi kesopanan
III. Fungsi erotik
IV. …

Pola Bertingkat, contoh:

Topik: FUNGSI BUSANA SEBAGAI PELINDUNG TUBUH

I. Fungsi-fungsi busana
II. Asumsi dasar fungsionalisme
III. Fungsi proteksi busana
iV. ….

Berikut ini adalah satu contoh kerangka karangan yang lengkap. Coba perhatikan polanya yang merupakan kombinasi setara dan bertingkat.

Topik: EROTIKA BUSANA

I . Pembuka: mengapa manusia mengenakan busana?

II. Fungsi busana I
( 1 ). Asumsi: Fungsionalisme
( 2 ). Fungsi proteksi
( 3 ). Kritik atas fungsi proteksi

III. Fungsi busana II
( 1 ). Asumsi: mitos penciptaan manusia
( 2 ). Fungsi kesopanan (modesty)
( 3 ). Kritik atas fungsi kesopanan

IV. Fungsi busana III
( 1 ). Asumsi: eksibisionisme perempuan
( 2 ). Fungsi erotik
( 3 ). Kritik atas fungsi erotik

V. Penutup: ambivalensi busana di antara kesopanan dan erotika

Apabila setiap subtopik dan sub-subtopik di atas dikembangkan masing-masing ke dalam satu paragraf, maka kita akan mendapatkan minimal 11 paragraf untuk karangan tersebut. Apabila satu paragraf rata-rata terdiri dari 70-100 kata, maka karangan tersebut akan mencapai panjang sekitar 770-1100 kata. Bukankah ini sudah memadai bagi sebuah esai atau artikel pendek di surat kabar?
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2098404-contoh-kerangka-karangan

0 Response to "Kerangka Karangan : Cara Membuat Karangan dengan Kerangka Karangan"

Silahkan beri komentar dan jangan komentar spam ya. thanks :)